MAJALENGKA – Anggota
Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Kabupaten Sumedang,
Majalengka dan Subang (SMS) H. Zulkifly Chaniago, BE. mendorong pemerintah
provinsi (Pemprov) Jawa Barat segera merealisasikan pembangunan Segitiga Rebana
yang meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang dan kabupaten Majalengka
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna membangun industri dari hulu hingga
ke hilir, untuk menekan ketergantungan terhadap bahan baku impor dari luar.
Anggota
Fraksi Partai Demokrat itu meyakini, jika sudah terbangun ketahanan
perekonomian terutama di Jawa Barat akan lebih stabil kala situasi pandemi
Covid-19 seperti sekarang yang menghantam global.
“Kita
harus punya keinginan dan upaya yang keras dan tidak hanya bergantung dengan
pusat, salah satunya pada program PEN. Saat ini, kita sama-sama tahu bahwa di
Jawa Barat industri manufaktur masih bergantung dengan bahan baku impor. Kalau
tidak segera dilakukan sebuah upaya, maka sulit kita untuk bangkit dalam
situasi sekarang. Maka dari itu, ada satu rencana besar dari Pak Gubernur
(Ridwan Kamil) untuk bangun kawasan industri baru di Patimban yang masuk dalam
Segitiga Rebana, itu sangat bagus. Kalau kita mau bangkit, sekarang momentum
yang tepat untuk membangun industri dari hulu sampai ke hilir dalam kawasan
tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan
baku impor. Oleh karena itu, saya sangat mendorong agar pembangunan Segitiga
Rebana ini segera terealisasi” ujar Zulkifly kepada Terasjabar.co, Rabu
(14/10/2020).
Lebih
lanjut kata Zulkifly, dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku
impor, maka ketahanan industri kita nanti kuat.
“Jadi
ketahanan industri kita nanti kuat, ketika ada pandemi seperti ini. Posisi
sekarang industri kita sangat bergantung dari luar. Ketika ada pandemi yang
menyerang global, kita tidak bisa apa-apa. Kuncinya sekarang adalah bagaimana
membangun kawasan industri yang mulai dari mengolah bahan baku hingga menjadi
barang jadi. Supaya kalau kita ekspor, nilai jualnya lebih tinggi dan tentu
saja akan banyak menyerap tenaga kerja,” sambungnya.
Selain
itu. kata Zulkifly, pemerintah juga perlu menindaklanjuti bagaimana caranya
agar produk pertanian tidak lagi diekspor dalam bentuk barang mentah. Sebab
menurutnya, dengan kekayaan alam yang dimiliki Jawa Barat. Sektor tersebut
memiliki peluang untuk meningkatkan devisa daerah, langkahnya adalah dengan
melakukan produksi dan pengolahan sendiri yang bisa dilakukan dalam kawasan
industri Segitiga Rebana, kemudian baru di ekspor dalam bentuk barang jadi.
“Kita
ini punya banyak bahan baku dari pertanian yang bisa dijadikan sebuah industri.
Mulai dari tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan. Kebanyakan kita itu
tidak diolah dulu ke pabrik, tapi bahan mentahnya langsung di ekspor. Contoh
seperti kopi yang di ekspor ke luar dalam bentuk green bean. Kenapa tidak kita
olah dulu menjadi bahan jadi, baru ekspor? Padahal kalau masuk pabrik dulu,
pasti akan lebih bernilai. Ini sangat penting dan bisa kita lakukan dalam
kawasan industri nanti,” jelasnya.
Sumber: Terasjabar (14/10/2020)
No comments:
Post a comment