BANDUNG - Beberapa waktu lalu tiga orang penumpang KRL Commuter Line Bekasi-Jakarta positif terpapar orona atau Covid-19 usai dilakukan tes swab PCR secara acak terhadap 300 penumpang.
Sebelumnya
juga, tiga penumpang KRL di Bogor terkonfirmasi positif Covid-19 dari
pemeriksaan tes swab terhadap 325 penumpang.
Menyikapi
hal tersebut, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Demokrat H. M.
Achdar Sudrajat, S.Sos., mengatakan bahwa pergerakan di KRL sangat riskan dalam
melakukan penularan Covid-19.
“Menurut
saya pergerakan di KRL sangat riskan dalam melakukan penularan Covid-19,
beberapa kasus membuktikan seperti itu”, ujar pria yang juga menjabat Ketua BP
Perda DPRD provinsi Jawa Barat ini kepada Terasjabar.co, Selasa (12/5/2020).
Menurut
Achdar, seringkali mereka yang terpapar Covid-19 tidak merasakan gejala
apa-apa.
“Padahal
mereka mereka saat bekerja tidak merasakan gejala apa-apa, hasil Tes Swab PCR
membuktikan mereka positif terpapar Covid-19”, kata Anggota Komisi IV DPRD
Jabar ini.
Oleh
karena itu dirinya menyarankan agar masyarakat Bekasi yang bekerja sebagai
pelayanan masyarakat dapat menggunakan transportasi lain ke tempat kerja.
“Saya
selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menyarankan untuk mengangkut penumpang
khususnya para pegawai pelayanan penduduk Bekasi yang selama ini menggunakan
layanan KRL Commuter Line Bekasi-Jakarta, kiranya dapat di ganti dengan
angkutan lain yang tidak banyak menaraik penumpang”, ujar legislator dari
daerah pemilihan Kabupaten Bekasi ini.
Hal
ini menurutnya sangat penting guna untuk memotong mata rantas penularan
covid-19.
“Hal
ini menurut hemat saya sangat penting guna untuk memotong mata rantas penularan
covid-19. Bayangkan kalau posisi sehat sebagai carrier kemana pun saja dia
pergi sebanyak itu dia akan bisa menyebarkan ke orang lain,” pungkas Achdar.
(Sumber)
No comments:
Post a comment