BANDUNG – Anggota
Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Drs. Toni Setiawan menganggap munculnya
wacana perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda yang
diusulkan oleh sejumlah tokoh Sunda adalah hal yang wajar terjadi mengingat
dulunya Jawa Barat merupakan bagian negara Pasundan yang kemudian bergabung ke
NKRI.
“Itu hal yang wajar karena kita ini berada di daerah Pasundan.
Dulu di sini (Jawa Barat) negara bagian Pasundan yang bergabung dengan NKRI,”
ucap Toni kepada Terasjabar.co, Kamis (15/10/2020).
Namun, menurut politisi Partai Demokrat itu, untuk mengganti
nama provinsi yang telah ditetapkan sejak tahun 1926 itu bukanlah hal yang
mudah. Sebab kata Toni, Jawa Barat merupakan melting pot atau tempat
bercampurnya tiga budaya.
“Menurut saya tidak akan mudah untuk merubah nama Provinsi Jawa
Barat menjadi Tatar Sunda, sebab Jawa Barat ini merupakan tempat
bercampurnya tiga budaya. Pertama Sunda Priangan, Kecirebonan yang bahasanya
dominan menggunakan bahasa Jawa, serta Betawi dengan bahasa dan budayanya yang
juga khas”, ujarnya.
Oleh karena itu, ucap Toni, seandainya Provinsi Jawa Barat
berganti nama menjadi Tatar Sunda. Tentunya, kebijakan itu harus dipahami dan
disepakati oleh warga Jabar di Cirebonan, maupun warga Jabar di daerah Betawi.
“Kalau tidak ada kesepakatan, maka hidup ini tidak akan
mashlahat, jadi saya istilahnya melihat sebuah wacana, silakan, tapi masih
panjang perjalanannya karena harus dipahami dan disetujui oleh pihak yang
merasa berbeda, kalau itu dihadirkan,” ujar Kang Emil.
Jika tidak terjadi kesepakatan bersama kata Toni, justru
perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Tatar Sunda bisa memicu lepasnya
daerah seperti daerah Ciayumaja (Cirebon, Indramayu, Majalengka) serta daerah
Depok dan Bekasi yang secara bahasa memiliki perbedaan.
“Tapi yang harus diingat, jika kita mengusulkan mengganti nama
Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda, maka daerah-daerah Ciayumaja (Cirebon,
Indramayu dan Majalengka) yang kental dengan kultur Jawa bisa keluar dari Jabar
membentuk Provinsi sendiri, begitu juga dengan Depok dan Bekasi yang cenderung
lebih dekat ke Betawi”, tegasnya.
Ia pun berterimakasih kepada para tokoh Sunda yang telah
mengusulkan perubahan nama tersebut. Menurutnya hal itu dapat menghidupkan
kembali karakter Sunda yang pemberani serta memiliki sejarah yang besar.
“Namun begitu, saya berharap agar wacana perubahan nama Provinsi
Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda ini bisa dikaji secara mendalam, jangan
justru menjadi blunder”, pungkasnya.
Sumber:
Terasjabar (15/10/2020)
No comments:
Post a comment